Senin, 11 Agustus 2014

Perbedaan Moyes dan Van Gaal


Agen Betting Terpercaya - Masuknya Louis van Gaal ke Manchester United setelah klub itu terpuruk di bawah arahan David Moyes turut memunculkan komparasi di antara keduanya. Apalagi dalam perkenalan pertamanya sebagai manajer MU, Van Gaal juga secara tak langsung memperlihatkan dirinya beda dengan Moyes.

Satu tahun lalu Moyes melangkah melewati pintu masuk MU untuk menggantikan Sir Alex Ferguson. Penunjukan Moyes sendiri saat itu konon juga merupakan rekomendasi pribadi dari Fergie, memunculkan sebutan "Sosok Pilihan"--The Chosen One. Maka jadilah pria Skotlandia 51 tahun itu menangani 'Setan Merah'.

Sejak awal Moyes menukangi MU, pertanyaan mengenai kelayakan sudah muncul secara khusus mengacu pada fakta bahwa dalam kariernya sebagai manajer sejak 1998, ia belum pernah satu kalipun mempersembahkan titel bergengsi untuk dua klub yang pernah ia tangani, yakni Preston North End dan Everton.

Tanda tanya pun kian membesar setelah MU tatkala itu melewati pramusim dengan tidak mengesankan setelah mencatatkan dua kemenangan, tiga kekalahan, dan dua hasil imbang dalam tujuh pertandingan ujicoba. Kekalahan dialami dari tim-tim seperti Thai All-Star XI, Yokohama F. Marinos, dan Sevilla.

Pada perjalanannya saat musim benar-benar bergulir MU pun menuai sejumlah hasil tak memuaskan, mencatatkan rekor-rekor buruk--seperti total poin paling rendah di era Premier League dan rekor kandang terburuk sejak 1978, nirgelar, dan cuma finis di posisi tujuh Premier League. Moyes sendiri sudah dipecat sejak 22 April 2014.

Van Gaal kemudian datang untuk menggantikan. Ditilik dari rekam jejak, pria Belanda 63 tahun itu bak langit dan bumi dengan Moyes. Simak saja klub-klub yang pernah ia tangani: Ajax, Barcelona, tim nasional Belanda, AZ, dan Bayern Munich.

Bersama klub-klub itu pula Van Gaal sudah memberi pembuktian lewat titel Liga Belanda (tiga bersama Ajax dan satu bersama AZ), dua titel Liga Spanyol dengan Barca, dan satu gelar Bundesliga di Bayern. Gelar-gelar lain juga sukses dikoleksi, dengan satu titel Liga Champions menjadi yang patut dikedepankan.

"Sosok yang sudah terbukti"--The Proven One, demikian media-media menyebut Van Gaal seperti ingin memberikan perbandingan secara tidak langsung dengan pendahulunya sebelum ini dalam hal prestasi.

Dan Van Gaal kemudian seperti ingin membuktikan bahwa dirinya bukan cuma bermodal catatan lawas. Ia menuntun MU melewati pramusim dengan trengginas: tak terkalahkan di lima laga lawan LA Galaxy (7-0), AS Roma (3-2), Inter Milan (5-3 lewat adu penalti usai berimbang 0-0), Real Madrid dan Liverpool (3-1).

Belum ketahuan apakah awal bagus di pramusim itu akan membuat karier Van Gaal di Old Trafford kian kontras dengan Moyes. Tetapi yang pasti media juga sudah menggarisbawahi bahwa dari sisi kepercayaan diri, Van Gaal jauh mengungguli Moyes.

"Louis van Gaal pegang kendali dalam konferensi pers pertama Manchester United, berbeda dari David Moyes," tulis Telegraph.

"Louis van Gaal adalah kebalikan dari David Moyes di dalam dan luar lapangan, dan itulah yang dibutuhkan Man United," sebut Ed Malyon dalam kolomnya di Mirror.

Setahun lalu Moyes seperti sedang mendapatkan pekerjaan impian di MU dengan mengatakan, "Aku tak bisa bilang ya atau tidak, Sir Alex memberitahu kalau aku adalah manajer baru Manchester United, jadi buatku itu sudah cukup. Darah seperti tak mengalir ke wajahku. Aku amat terkejut. Lebih terkejut lagi saat tahu Sir Alex akan pensiun. Tapi dalam hati aku amat gembira mendapat kesempatan menangani MU."

Tahun ini Van Gaal, yang disebut-sebut punya kecenderungan arogan, mengomentari penunjukan dirinya tanpa kegembiraan berlebihan seperti ingin memperlihatkan bahwa dirinya adalah pilihan yang natural buat 'Setan Merah'

"Aku sudah pernah bekerja untuk Barcelona, yang menurutku nomor satu di Spanyol. Aku sudah pernah melatih Ajax, nomor satu di Belanda. Aku sudah pernah melatih Bayern Munich, nomor satu di Jerman, dan kini Man United, yang merupakan nomor satu di Inggris dan aku harap diriku bisa memenuhi ekspektasi yang ada," seru Van Gaal, yang komentarnya tersebut juga membuat sejumlah media mulai menjulukinya "Nomor Satu"--Number One--seperti pilihan kata-katanya dalam keterangan tersebut.

"Proven One" atau "Number One", Van Gaal tentu kini harus membuktikan diri lagi di Inggris--kompetisi yang belum pernah ia jajaki. Ia tentu tak mau bernasib seperti "Chosen One" yang nasibnya kini seperti jadi "Forgotten One"--yang ingin segera dilupakan oleh kubu MU usai musim yang tak mengesankan.

0 komentar :

Posting Komentar