-RAJAVIP Raksasa Liga Primer Inggris, Manchester United, mau tak mau harus segera berbenah jika ingin mengembalikan statusnya ke jajaran klub elite dunia. Di musim ini, penampilan mereka terbilang tidak konsisten yang mana membuat sebagian suporter merasa cemas bila klubnya itu kembali mengulang performa buruk seperti musim lalu.
Ingatan kita kiranya masih jelas ketika United mendapatkan salah satu musim terburuknya di ajang Liga Primer saat David Moyes masih berkuasa sebagai manajer di Old Trafford. Kala itu, sosok yang ditugaskan untuk menjadi suksesor bagi Sir Alex Ferguson itu terbilang gagal membawa klubnya berprestasi hingga akhirnya dipecat pada April lalu.
Untuk menggantikan tempatnya, pihak klub lantas menghadirkan Louis van Gaal, yang tak diragukan lagi adalah seorang sosok berpengalaman, dengan harapan pria Belanda itu mampu mengembalikan nama besar The Red Devils. Akan tetapi, sang meneer tidak memiliki waktu yang cukup untuk membangun armadanya mengingat ia yang juga disibukkan dengan kegiatan di tim nasional pada musim panas kemarin.
Di awal musim panas tahun ini, United justru merelakan tiga bek senior seperti Rio Ferdinand, Nemanja Vidic dan Patrice Evra untuk pergi. Dalam hal ini, Ferdinand memilih bergabung dengan klub promosi Queens Park Rangers dan Vidic yang hengkang ke Inter Milan - keduanya secara gratis - selagi Evra yang mencoba peruntungannya di Juventus.
Untuk menggantikan trio yang selama ini menjadi tulang punggung Setan Merah di lini belakang, Van Gaal lantas menghadirkan Luke Shaw (Southampton), Marcos Rojo (Sporting Lisbon) dan mempromosikan Tyler Blackett dari tim akademi. Lebih dari itu, pria berusia 63 tahun itu juga melabuhkan Daley Blind, yang dianggap serba bisa, dari Ajax Amsterdam.
Menilai skuatnya belum lengkap, sang juru taktik tak lupa untuk menumpuk dayanya di lini tengah dan depan dengan mengakuisisi Ander Herrera (Athletic Bilbao), Angel di Maria (Real Madrid) dan meminjam Radamel Falcao selama semusim dari raksasa Ligue 1 Prancis AS Monaco. Jika ditotal, maka pelatih anyar tersebut sudah menghabiskan dana lebih dari 150 juta poundsterling, yang mana menjadi rekor terboros untuk klub.
Terlepas kegiatan transfer yang gila-gilaan tersebut, United dan Van Gaal boleh dikata lupa untuk mencari dua orang pemain berpengalaman yang sekiranya bisa diandalkan di lini sentral.
Memang, klub penghuni Old Trafford itu memiliki lima pemain serba bisa yang semuanya fasih bermain sebagai bek tengah, seperti Chris Smalling, Jonny Evans, Phil Jones, Marcos Rojo dan Tyler Blackett. Akan tetapi, tiga nama pertama merupakan tipe pemain yang sangat rapuh dan kerap bersentuhan dengan cedera, yang secara otomatis semakin membatasi opsi sang juru taktik.
Dari lima pertandingan awal di liga musim ini, United, yang sejatinya dipertemukan dengan tim-tim yang relatif ringan, hanya mampu mendulang satu kemenangan selagi mereka yang tertahan dua kali dan harus mengakui keunggulan Swansea City serta Leicester City.
Sebagai tim yang kini menghuni urutan ke-12 di tabel klasemen sementara, catatatan statistik mereka untuk urusan bertahan tidak terlalu spektakuler. United sendiri terbilang lemah untuk lini belakang mengingat gawang David de Gea yang sudah kemasukan bola sebanyak delapan kali – Stoke City, West Bromwich Albion, Sunderland dan Burnley bahkan memiliki catatan pertahanan yang lebih baik.
Berkaca dari kelemahan itu, Van Gaal, yang kabarnya memiliki dana belanja sebesar 60 juta poundsterling di musim dingin nanti, harus mementingkan urgensi untuk membenahi lini belakang ketimbang membidik gelandang AS Roma Kevin Strootman.
Seperti yang diutarakan Sir Alex dalam autobiografinya, jika ingin meraih sukses di United, maka sang penguasa di kursi kepelatihan harus menekankan pentingnya lini pertahanan: "Bek tengah adalah pondasi dari tim Manchester United saya. Selalu bek tengah," demikian pandangan pria Skotlandia tersebut. "Saya melihat pada stabilitas dan konsistensi, dengan menghadirkan Steve Bruce dan Gary Pallister: sebelum saya menemukan kedua pemain itu, kami seperti tidak berdoa."
Jadi, rasanya Van Gaal tidak boleh membiarkan bursa transfer musim dingin mendatang ditutup dengan tanpa menghadirkan tambahan bek baru. Untuk itu, Goal Indonesia coba mengurai siapa-siapa saja yang berpeluang diangkut ke Theatre of Dreams.
Mats Hummels - Borussia Dortmund
Manchester United telah lama dikaitkan dengan kepindahan bek tengah Borussia Dortmund Mats Hummels.
Setelah sempat gagal mengangkutnya di beberapa kesempatan, musim dingin nanti adalah waktu yang tepat selagi pihak klub yang tentu mengetahui bahwa sang pemain akan dipagari oleh manajer Jurgen Klopp.
Seperti diketahui, Klopp pernah membantah kemungkinan dia akan kehilangan Hummels, yang sempat dirumorkan hijrah ke United dengan tebusan mencapai 20 juta euro pada musim panas lalu.
“Mats bergabung dengan Manchester United? Seharga €20 juta? Untuk uang sekecil itu, Anda bisa langsung melupakannya,” demikian Klopp kepada Ruhr Nachrichten.
Pernyataan Klopp di atas tentu memiliki arti tersirat. Apa jadinya jika United menawarkan jumlah yang lebih besar? Akankah ia sanggup melupakannya?
Ron Vlaar - Aston Villa
Manchester United dan Arsenal disebut-sebut saling bersaing untuk mendapatkan bek tengah sekaligus kapten Aston Villa Ron Vlaar, demikian dilansir Daily Express.
Vlaar sedang memasuki tahun terakhir dalam kontraknya di Villa Park. Dan hingga kini, belum ada tanda-tanda sang bek akan memperpanjang masa pengabdiannya bersama The Villans.
Adapun Vlaar, yang bergabung ke Villa pada 2012 dari Feyenoord, menikmati penampilan apiknya bersama timnas Belanda besutan Louis van Gaal di Piala Dunia 2014 kemarin.
Dengan adanya link tersebut, maka kepindahan bek berusia 29 tahun itu mungkin saja terjadi dan ia yang kembali bereuni dengan sang pelatih di Old Trafford.
Di lain pihak, Arsenal melalui manajer Arsene Wenger juga mengarahkan bidikannya kepada Vlaar setelah ia gagal mencari pengganti untuk mantan kapten Thomas Vermaelen.
Santiago Arias - PSV Eindhoven
Pada April silam, Voetbal International pernah melansir berita yang menyebutkan United tertarik untuk mendatangkan bek PSV Eindhoven Santiago Arias.
Dalam hal ini, tim Setan Merah, yang kala itu masih di bawah kendali Moyes, sempat mengutus pemandu bakatnya untuk melihat aksi sang pemain di beberapa laga pada musim kemarin.
PSV sendiri menganggap pemuda asal Kolombia itu sebagai pemain berharga, namun mereka diyakini takkan menolak tawaran uang dalam jumlah banyak untuk yang bersangkutan.
Di musim kemarin, pemuda berusia 22 tahun itu telah dipercaya turun sebanyak 25 kali di Eredivise dengan ia yang mencetak satu gol dan tiga assists.
Jika Van Gaal meneruskan jejak panduan yang telah digores Moyes, kiranya sang pemain lebih cocok untuk diproyeksi sebagai pelapis atau pemanas persaingan dengan Rafael da Silva di sektor kanan.
Daniel Alves - Barcelona
Nama bek Barcelona Daniel Alves kini mencuat sebagai target transfer mengejutkan bagi Manchester United dan Liverpool.
Seperti diketahui, pemain internasional Brasil itu akan berstatus sebagai bebas transfer pada akhir musim nanti dan tampaknya manajer Luis Enrique tidak berniat untuk memperpanjang masa tinggalnya di Nou Camp.
Andai benar-benar tak ada kesepakatan ekstensi kontrak untuk Alves, berarti pemain 31 tahun itu sudah bebas bernegosiasi dengan klub-klub peminat mulai Januari mendatang.
Dilansir The Express, United dan Liverpool ikut masuk antrean pembidik mantan bintang Sevilla itu. Keduanya siap menawarkan kesempatan bermain di Liga Primer Inggris dengan kontrak jangka pendek untuk musim 2015/16.
Di musim ini, posisi Alves di tim utama Barcelona berada di bawah ancaman Martin Montoya dan Douglas.
Michael Keane - Manchester United (dipinjamkan ke Burnley)
Jika semua opsi di atas tidak berhasil, maka United patut mempertimbangkan Michael Keane, yang untuk saat ini tengah menjalani musim pinjaman di Burnley.
Pemain internasional Inggris U-21 itu bergabung dengan The Clarets secara pinjaman dari kubu Setan Merah pada bursa transfer musim panas kemarin, selagi durasi peminjamannya yang berakhir pada Januari mendatang.
Sang pemain sendiri di musim ini baru tampil satu kali untuk United di ajang Liga Primer ketika timnya ditahan Sunderland 1-1.
Catatan positifnya, Keane, yang waktu itu masuk menggantikan Smalling, sukses berduet di lini belakang bersama Blackett dan Jones untuk menghindarkan gawang De Gea dari gempuran.
Dirasa sang youngster bermain cukup menjanjikan, Jones tak ragu memujinya seusai laga: “Mereka berdua [Blackett dan Keane] melakukan tugas yang sangat bagus,” ujarnya kepada MUTV. “Tyler terlihat sangat nyaman dan Mike datang dan melakukan tugas yang sama bagusnya. Secara pertahanan mereka sangat bagus,” imbuhnya.
Untuk sekarang, saudara kandung dari Will Keane itu akan mencoba memfokuskan diri di Burnley dan bertekad membuktikan kemampuannya di kompetisi kasta tertinggi.
“Saya pikir ini adalah saat yang sangat penting dalam karier saya,” ujar Keane kepada MUTV. “Sudah pasti, saya pernah dipinjamkan ke sejumlah klub Championship dan tampil baik, namun sekarang adalah lompatan yang besar untuk bermain di Liga Primer.
“Saya ingin mencoba membuktikan kemampuan saya di level ini dan saya tidak berpikir ada tempat yang lebih baik ketimbang Burnley. [Deadline day] kemarin sungguh sibuk dan saya tidak menduga sesuatunya untuk terjadi karena waktu itu sudah pukul 5 sore, namun saya mendapat telepon dari saudara saya [Will] dan dia mendapat panggilan dari pihak United yang menyatakan bahwa Burnley tertarik.
“Ketika saya mendengar ada peluang untuk pergi dan mendapatkan kesempatan bermain di Liga Primer, mungkin melebihi kesempatan yang ada di United, maka saya pun menyambutnya,” imbuhnya.
0 komentar :
Posting Komentar