Rabu, 27 Agustus 2014

Mario Balotelli adalah Transfer yang Brilian untuk Liverpool


Agen Betting Terpercaya - Bayangkan Anda masuk ke sebuah butik desainer kelas dunia yang semua barangnya dibandrol dengan harga yang tak masuk anggaran belanja bulanan Anda. Tadinya Anda hanya iseng-iseng saja masuk ke dalam untuk melihat bagaimana model jas terbaru dan menjadikannya referensi ketika berkunjung ke toko busana yang harganya lebih terjangkau.


Tapi, saat Anda sedang melihat-lihat, petugas butik mengatakan bahwa Anda bisa membawa pulang jas model terbaru dengan potongan harga yang sensasional hingga lebih dari setengah. Tapi Anda tidak tahu apakah jas tersebut akan pas anda kenakan atau tidak karena Anda tidak diperkenankan untuk mencoba.

Apa yang akan Anda lakukan? Besar kemungkinan Anda tetap akan membelinya. Barang bagus, harga murah, Anda pasti akan mengambil risiko.

Brendan Rodgers sadar betul apa yang ia lakukan ketika Liverpool memenuhi angka 16 juta Pounds yang diminta oleh AC Milan untuk mendatangkan Mario Balotelli. 16 juta pounds!

Ross McCormack dibeli Fulham dari Leeds United dengan 11 juta Pounds. Shane Long diboyong Southampton dengan 12 juta Pounds dari West Bromwich Albion. Apakah Anda tahu siapa Ross McCormack? Tentu tidak. Maka menghitung Ross McCormack + 5 juta Pounds = Mario Balotelli hampir terlihat seperti sebuah perampokan di siang bolong oleh Liverpool.

Ini adalah risiko yang akan diambil oleh klub mana pun, dan mengingat bahwa Liverpool sudah pernah terlibat transfer dengan angka ajaib macam Andy Carroll (35 juta Pounds) dan Stewart Downing (20 juta Pounds), angka transfer Balotelli adalah uang receh bagi mereka.

Ada pertaruhan yang dilakukan Rodgers dengan mendatangkan Balotelli yang punya sejarah pemberontakan yang lebih panjang dari organisasi separatis Irlandia Utara. Maka tidak heran jika Liverpool mencantumkan pasal yang menyatakan mereka boleh mendenda Balotelli seandainya ia berulah macam-macam. Dimasukkannya pasal soal kelakuan baik ini vital bagi Liverpool karena sebetulnya tawaran pertama The Reds kepada Milan adalah untuk meminjam Balotelli, yang ditolak oleh Milan karena Liverpool menginginkan ada klausul memulangkan Balotelli jika bertingkah.

Banyak yang mengatakan bahwa Balotelli adalah sebuah enigma yang tidak bisa ditebak dan kerap disalahmengerti. Sebenarnya Balotelli tidak sekompleks itu. Seperti halnya anak muda lainnya, ia selama ini sedang getol-getolnya mencari perhatian orang lain. Indikator utamanya adalah potongan rambutnya. Sosok macam apa yang berpotongan rambut seperti Ultraman jika bukan ingin membuat semua mata tertuju padanya?

Rekam jejak Balotelli perihal pembangkangan juga menyiratkan resistensinya terhadap otoritas. Daniel Taylor dari The Guardian mengutip Jose Mourinho yang menceritakan momen favorit The Special One dari Balotelli. Inter berhadapan dengan Rubin Kazan dan Balotelli sudah mendapatkan kartu kuning di menit 42. Saat turun minum, Mourinho menghabiskan waktu untuk menasihati Balotelli agar berhati-hati di babak kedua. Jangan protes wasit. Jangan terprovokasi lawan. Babak kedua dimulai, Balotelli terkena kartu merah di menit 46.

Pun begitu ketika Balotelli tertangkap kamera sedang cekik-cekikan dengan Roberto Mancini, orang yang dianggapnya sebagai figur bapak. Insiden tersebut mengakhiri karier Balotelli di Manchester City dan ia langsung dinilai sebagai seseorang yang beracun dan tak bisa dikontrol. Tapi ini juga bisa dilihat sebagai salah satu indikator labilnya kondisi mental dan emosional Balotelli. Lagipula, siapa anak yang tak pernah melawan ayahnya?


Dari mulai melempar dart ke pemain akademi City hingga menjadi party pooper di konferensi pers Andrea Stramaccioni, semua menandakan betapa belum dewasanya Balotelli sebagai seorang manusia.

Pertanyaannya adalah sampai kapan Balotelli mau bertingkah kekanak-kanakan seperti ini? Tahun ini ia berusia 24 tahun dan tidak bisa dikatakan belia lagi. Seperti halnya seorang pecandu narkoba yang mengatakan akan bertobat dan masuk rehabilitasi, tapi kambuh lagi di masa depan berulang kali, Balotelli selama ini masih dimaafkan. Namun kesabaran semua orang makin menipis, termasuk agennya, Mino Raiola yang menyatakan bahwa pindah ke Liverpool adalah kesempatan terakhir Balotelli untuk membuktikan dirinya di klub besar.

Tidak ada yang meragukan kemampuan Balotelli. Jika Anda melihat cuplikan gol-gol yang ia cetak ketika berbaju Internazionale, Manchester City, dan AC Milan, anda akan melihat seorang penyerang dengan kekuatan tendangan dahsyat yang belum pernah terlihat lagi sejak Gabriel Batistuta. Jika Zlatan Ibrahimovic mengklaim bahwa dirinya bisa memperlakukan bola seperti jeruk, maka Balotelli adalah pemain yang bisa membuat bola sepak seperti bola tenis dengan kakinya sebagai raket.

Brendan Rodgers mengatakan bahwa transfer Balotelli adalah risiko yang sudah diperhitungkan (calculated risk). Karena dirinya mampu mengendalikan Luis Suarez dan menjadikan penyerang Uruguay tersebut topskor serta pemain terbaik di Premier League musim lalu, wajar jika Rodgers merasa bahwa kali ini ia juga mampu menjinakkan salah satu karakter terliar dalam sejarah sepak bola pada diri Balotelli.

Namun, problem Balotelli tidak identik dengan apa yang dimiliki oleh Suarez. Kedua pemain ini akan sulit memperoleh surat berkelakuan baik dari Polsek setempat, tapi saat Suarez adalah seorang pemain yang konsisten dan brilian dengan kondisi psikis yang kerap dipertanyakan (ayolah, tidak ada manusia normal yang menggigit manusia lainnya. Tiga kali), Balotelli adalah seorang pemain brilian yang tidak konsisten dengan tingkat kedewasaan mental setara dengan anak SMP.



Walaupun Suarez beberapa kali kumat dan bertendensi menjadi Hannibal Lecter, performanya di lapangan sama sekali tidak terpengaruh. Di luar lapangan pun sebenarnya Suarez bukanlah pribadi yang macam-macam. Tidak pernah bikin skandal dan sensasi.

Sebaliknya, tingkah childish Balotelli di dalam dan luar lapangan berpengaruh besar pada fluktuasi penampilannya. Belum pernah Balotelli bermain signifikan dan stabil selama semusim penuh. Jika bukan karena absen akibat kartu merah, maka mood ogah-ogahan yang mencegah berprestasi lebih tinggi. Maka tak heran jika dibandingkan dengan gol-golnya yang dahsyat (termasuk saat mengalahkan Jerman di semifinal Euro 2012), kita lebih ingat bagaimana Balotelli tak sengaja membakar rumahnya karena main petasan di kamar mandi.

Ya, pemain terbaru Liverpool yang harus dijinakkan Rodgers adalah pria dewasa yang pernah main petasan di kamar mandi --sesuatu yang tidak mustahil bagi mereka yang menonton Being Liverpool dan melihat bagaimana Rodgers menjadi semacam guru kepribadian/motivator di sana.


Tapi, saya tetap berpikir bahwa ini adalah transfer yang bagus untuk Liverpool. Jika menerapkan Cost-Benefit Analysis pada Balotelli, transfer ini tidak merugikan bagi Merseyside Red. Seandainya Balotelli gagal tampil mengangkat timnya, toh harganya tidak mahal-mahal amat. Tapi seandainya Rodgers bisa membuat Balotelli menjadi anak soleh dan bermain konsisten, lini depan Liverpool akan mengerikan.

Skenario terburuk adalah penyakit Balotelli kembali kambuh dan ia melakukan tindakan konyol seperti menyiram wasit di lapangan dengan air es saat pertandingan berlangsung karena terinspirasi Ice Bucket Challenge yang sedang ngetren itu. Mengacu pada rekam jejak sebelumnya, Balotelli tak akan kekurangan dukungan dari suporter seandainya hal ini terjadi dan fans Liverpool akan mengatakan bahwa tindakan seperti itu normal di negara asal Balotelli.

0 komentar :

Posting Komentar